Baitul Ma'mur's blog

Menapaki Hidup Sejahtera Dunia Akhirat.

Tetap Sehat di Puncak Musim ‘Debe’

Posted by masjidbaitulmamur pada 9 Februari 2010

Reiny Dwinanda
Dengar kabar kematian mendadak seorang petinggi perusahaan otomotif? Michael D Ruslim tutup usia terserang demam berdarah. Ini adalah salah satu bukti betapa demam berdarah masih menjadi masalah di Indonesia.

Sering diberitakan, banyak penyuluhan, mengapa jumlah korban demam berdarah tetap tinggi?
Michael meninggal menjelang puncak musim demam berdarah. Dinas Kesehatan di berbagai kota menyebutkan Januari, Februari, Maret, dan April sebagai bulan tertinggi serangan demam berdarah. Ini berarti, genderang perang tak boleh berhenti ditabuh.

Sepanjang tahun 2009, Dinas Kesehatan Jakarta mencatat 18.366 kasus demam berdarah. Lalu, dari awal Januari hingga tanggal 20 Januari 2010, sudah 891 orang yang dinyatakan positif dengue. ”Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghitung 50 juta orang terinfeksi virus dengue setiap tahunnya dan sebanyak 25.000 orang meninggal,” ucap Sekretaris Dinkes DKI Jakarta, dr Aryani Murti.

Memantau sendiri
Di Indonesia, demam berdarah bukan penyakit yang asing. Apalagi, Indonesia memang terletak di negara tropis, tempat tinggalnya nyamuk aedes aegypti. ”Hanya saja, kita terus saja kesulitan menghadang musim demam berdarah,” kata ahli entomologi kesehatan dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, dr drh Upik Kusumawati Hadi MS.

Mengapa begitu? Sebab, tidak seluruh elemen masyarakat mau partisipasi dalam perang dengan nyamuk belang hitam-putih ini. ”Di perumahan kalangan menengah-bawah, demam berdarah berhasil ditekan signifikan angka kejadiannya,” imbuh Ariyani.

Lantas, bagaimana cara terbaik agar keluarga kita terhindar dari gigitan nyamuk mematikan ini? Aryani melayangkan imbauannya pada masyarakat yang tinggal di perumahan kelas atas untuk turut berpartisipasi menciptakan lingkungan dan rumah yang bersih.
”Jadilah juru pemantau jentik (jumantik) bagi diri sendiri yakni dengan memantau keberadaan jentik nyamuk di bak mandi setiap seminggu sekali dengan menggunakan senter.”

Aryani mengajak masyarakat menguras bak mandi tempat penampungan air seminggu sekali. Bukan cuma mengosongkan airnya tetapi juga menyikat dinding-dindingnya. ”Agar telur nyamuk yang menempel ikut terbuang, sikat dan bilas wadah air itu berkali-kali agar benar-benar bersih dari jentik maupun telur nyamuk.”

Menguras tempat penampungan air, lanjut Ariyani, dapat memutus siklus nyamuk. Secara alami, nyamuk memerlukan waktu 8 sampai 10 hari untuk menjadi nyamuk dewasa. ”Sementara itu,nyamuk dewasa hanya bisa bertahan hidup selama 30 hari dan bisa diberantas jika tempat berbiaknya ditiadakan,” ujar dr Tri Yunis Miko MSc, pakar epidemiologi FKM UI.

Belakangan, masyarakat diperkenalkan cara 3M Plus. Selain menguras, menutup wadah tampungan air dan mengubur kaleng atau botol bekas juga jurus ampuh menjauhkan rumah dari nyamuk demam berdarah. ”Jika diperlukan, obat nyamuk atau kelambu dapat dimanfaatkan,” cetus Upik yang dokter hewan.

Semua tersentuh
Upik mengingatkan, larvasidasi tidak diperlukan pada bak mandi. Sebaliknya, wadah penampung air yang sulit dijangkau untuk dibersihkanlah yang menjadi target pemberian bubuk pembunuh larva nyamuk itu. ”Misalnya pada menara air.”

Ariyani menyebutkan di samping perumahan elite, banyak lokasi lain yang masih rawan menjadi sarang nyamuk demam berdarah. Sarana pendidikan, rumah ibadah, kantor, dan pasar masih belum ikut serta mengendalikan siklus hidup demam berdarah. ”Semuanya harus tersentuh.”

Menumpas tempat peristirahatan nyamuk demam berdarah, tak boleh dilupakan. Hentikan kebiasaan menggantung baju di dalam kamar. ”Baju yang tergantung menjadi tempat kesukaan nyamuk untuk beristirahat di luar jam serangannya,” tutur Upik yang pakar parasitologi dan entomologi kesehatan.

Ini berarti Anda tidak dapat sendirian menangkis serangan nyamuk aedes aegypti itu. Percuma saja menjaga bersih hunian jika kebersihan lingkungan sekitar tidak terjaga. ”Lingkungan yang sehat akan menghindarkan kita dari penyakit infeksi bersumber binatang ini,” ucap Upik dalam jumpa pers Gerakan Nasional Cegah Demam Berdarah, di Jakarta, Senin (1/2).

Gerakan 3M, lanjut Upik, harus dilaksanakan secara massal dan berkesinambungan. Lalu, penghitungan kepadatan jentik juga harus dilakukan. ”Daerah kumuh justru telah mencapai standar angka bebas jentik, 95 persen, sementara di tempat lain angkanya masih berkisar 60 sampai 70 persen.”

Nilai di bawah standar mengindikasikan daerah tersebut masih potensial menjadi sarang nyamuk aedes aegypti. Di situlah orang-orang biasanya terisap darahnya oleh nyamuk pembawa virus dengue ini. ”Sekolah, perkantoran, rumah ibadah, pasar, dan tempat umum lainnya kerap menjadi tempat orang terinfeksi demam berdarah,” ucap Upik.

Seseorang bisa dengan mudah terinfeksi virus ini jika kondisi tubuhnya sedang tidak fit. Karena itu bagi orang yang sedang sakit sebaiknya tidak bercampur dengan orang sehat. ”Karena demam berdarah bisa terjadi jika ada dua hal yaitu nyamuk demam berdarah dan orang sakit,” urai Miko.

Jadi, bagaimana kita bisa tetap sehat di musim demam berdarah? Miko menjelaskan kuncinya ada pada pemantauan perilaku. ”Juga pantau lingkungan,” tandasnya.

10 Fakta Demam Berdarah

* Agar serangga pengisap darah ini bisa dihalau, ciptakan lingkungan yang tidak nyaman untuknya. Perlu Anda ketahui, nyamuk aedes aegypti beristirahat di tempat redup. Jangan sediakan baju tergantung untuk dihinggapinya. Lantas, singkirkan telur, larva, dan jentiknya dengan 3M.

* Menghalau nyamuk demam berdarah bukan pekerjaan satu orang. Warga di lingkungan Anda harus berpartisipasi menggulirkan 3M Plus.

* Ingat, segera lapor ke puskesmas manakala ada anggota keluarga yang terkena demam berdarah.

* Incident rate atau angka kejadian demam berdarah masih tinggi. Nilainya bercokol di 214 orang per 100 ribu penduduk.

* Demam berdarah merupakan penyakit infeksi negara tropis yang menular dari orang ke orang dengan perantara nyamuk aedes aegypti.

* Serangannya ditandai dengan lesu, sakit kepala, dan demam tinggi mendadak selama beberapa hari yang sulit diturunkan dengan parasetamol.

* Yang paling berisiko, orang dewasa dengan status gizi yang kurang baik yang sering berpergian ke daerah endemis. Belakangan mereka yang usianya 15 sampai 45 tahun yang paling banyak terkena demam berdarah. Mereka terinfeksi di tempatnya beraktivitas pada pagi dan sore hari. Demikian pula orang yang tidak rajin menguras bak mandi, membuang sampah sembarangan atau jarang membersihkan pekarangan, dan tidur pada pagi atau sore hari.

* Infeksi pertama akan dikenal sebagai demam dengue. Infeksi kedua yang mempertemukan dua jenis virus menghasilkan reaksi silang. Saat itulah pasien dinyatakan sebagai pengidap demam berdarah dengue (DBD). Pasien akan merasakan demam mendadak yang disertai tanda pendarahan, bahkan syok.

* Saat virus dengue masuk ke dalam tubuh, trombosit akan mengalami penurunan. Waspada jika penurunan trombosit 100 ribu mm3 ke bawah dan ditemukan antigen virusnya di dalam darah

* Demam berdarah belum ada obatnya. Pasien hanya dapat dibantu meningkatkan staminanya dengan pemberian cairan dan mengatasi gejala simptomatik. Dokter juga akan melakukan pemantauan penurunan tekanan darah seraya mengamati kemungkinan syok yang mematikan.

Perilaku Si Nyamuk Belang

Nyamuk aedes aegypti berkembang biak dengan pesat di musim tertentu. Ia menyukai masa di mana curah hujan mulai membasahi dan mentari sesekali menyengat. ”Siklus hidupnya berhubungan dengan musim hujan di awal dan akhir atau awal serta akhir musim kemarau yang kerap menghadirkan hujan-panas,” jelas Upik.

Kabar terkini dari WHO, demam berdarah tak lagi eksklusif berada di negara tropis. Sekarang, penyebarannya lebih luas. ”Ia terus merambah ke negara subtropis,” papar Upik.

Potret lokal di Indonesia juga tak kalah mengkhawatirkan. Tadinya, kota yang endemis demam berdarah hanya sedikit. Kini, kabupaten/kota yang melaporkan kejadiannya bertambah. ”Pada 2005, incident rate-nya 200 kabupaten/kota dan setahun berikutnya (2006) mencapai 350 kabupaten/kota,” timpal Ariyani.

Untuk memberantasnya, jangan berkonsentrasi hanya pada jentik. Nyamuk dewasa juga harus disingkirkan. ”Bisa dengan obat nyamuk dan fogging,” ujar Ariyani.
(Rpk)

Sorry, the comment form is closed at this time.